Selasa, 03 Desember 2013

BANGUN DAN BERMIMPILAH

BANGUN DAN BERMIMPILAH

“Most men die from the neck up at age 25 because they stop dreaming” (Ben Franklin)
Mimpi yang dimaksudkan disini bukanlah mimpi yang terjadi saat kita tidur, melainkan mimpi yang kita lakukan saat kita bangun dan sadar sepenuhnya. Mimpi ini lebih tepat jika kita sebut sebagai impian.
Tahukah anda dimana tempat paling kaya di dunia ini? Tempat terkaya di dunia ini bukan Amerika, Eropa, Asia atau Australia. Tempat trekaya di dunia ini adalah kuburan (makam). Mengapa demikian? Karena banyak orang meninggal dan dikubur/dimakamkan bersama impian yang tidak pernah mereka raih, imipian yang tidak pernah berani mereka kejar, impian yang tidak pernah mereka ungkapkan karena mereka merasa tidak (cukup) layak akan berharga untuk sukses.
Di setiap seminar beliau sering kali mengulas keberhasilan dalam arti financial. Apakah sukses itu hanya di ukur dengan uang? Tidak! Ada banyak aspek hidup yang harus kita rencanakan. Menggapa beliau menggunakan contoh uang karena orang biasanya sangat mudah fokus apabila yang dibahas adalah uang. Di samping itu uang pentingnya nomor dua setelah oksigen. Jikalau tidak ada oksigen, kita akan mati. Jikalau tidak ada uang, kita akan mati,” ulasnya sambil bercanda.
Dalam merencanakan tujuan hidup, kita harus seimbang. Tentu saja kalian sudah pernah bertemu dengan orang yang sangat kaya secara financial, namun kehidupan keluarganya berantakan. Ada yang memiliki beberapa rumah beserta perabotan lengkap mewah, beberapa usaha yang sukses, dan deposito miliaran rupiah, tapi anaknya tak terurus secara langsung dan pada akhirnya anak menjadi pecandu narkoba. Ada yang sehat financial tapi tak sehat secara fisik, mental, dan emosional. Ada juga yang menjadikan pekerjaan atau usaha sebagai tuhan mereka.
Secara umum ada 8 aspek kehidupan yang perlu diperhatikan saat merancang kehidupan:
1.      Spiritual
2.      Keluarga
3.      Pengembangan diri
4.      Financial
5.      Bisnis – karir
6.      Materi
7.      Wisata
8.      Sosial

Dalam workshop QLT, dari praktik dan latihan yang dikerjakan banyak ditemukan peserta yang sulit mencapai impian karena beberapa hal:
1.      Impiannya tidak jelas dan spesifik
2.      Urutan prioritasnya tidak tepat untuk mencapai impian
3.      Strategi atau cara untuk mencapai impian tidak jelas
4.      Tidak memiliki skill atau kecakapan untuk mencapai impian
5.      Adanya hambatan internal atau mental block
Jadi, mulailah dengan impian. Beranikan bermimpi besar. Besarnya impian yang berani diimpikan seseorang sebanding dan ditentukan oleh harga dirinya. Semakin tinggi dan sehat harga dirinya maka semakin berani ia bermimpi besar karena ia merasa layak dan berharga untuk mencapai serta menikmati impiannya.
Untuk itu ubahlah paradigm “ingin” menjadi “layak” apabila ingin meraih impian dengan mudah. Kita bukan hanya ingin mencapai impian namun yang lebih penting adalah kita “layak” dan “berharga” untuk mencapai impian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar